Friday 19 June 2015

Makalah Muka Bumi

A. Tenaga Endogen
Description: http://jagoips.files.wordpress.com/2012/12/endo.jpeg?w=400&h=307
Tengaga Endogen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasala dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer).
1. Proses Diastropisme 
Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.
2. Proses lipatan
Description: http://jagoips.files.wordpress.com/2012/12/gth.jpeg?w=400&h=313
Description: http://jagoips.files.wordpress.com/2012/12/liptn.jpeg?w=400&h=305
Jika tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan terbentuknya puncak dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu :
puncak lipatan (antiklin)
lembah lipatan (sinklin)
3. Proses Patahan
Description: http://jagoips.files.wordpress.com/2012/12/mnmnm.jpeg?w=400&h=176
Description: http://jagoips.files.wordpress.com/2012/12/efrgt.jpeg?w=400&h=196
Description: http://jagoips.files.wordpress.com/2012/12/pthh.jpeg?w=400&h=95
Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur lapisan-lapian batuan retak-retak dan patah. Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan yang membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat membentuk puck patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.
4. Vulkanisme
Description: http://jagoips.files.wordpress.com/2012/12/bvnb.jpeg?w=400&h=394
Description: http://jagoips.files.wordpress.com/2012/12/m252cm.jpeg?w=400&h=292
Description: http://jagoips.files.wordpress.com/2012/12/vi.jpeg?w=400&h=333
Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antarlampang. Beberapa gunugapi ditemukan berada di tengah lempeng yang disebsbkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala ini disebut titik panas (hotspot).Para ilmuan menduga aliaran magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan melutus di permukaan.

B.Tenaga Eksogen
Eksogen, atau tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari tenaga air, angin, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, dan sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
            Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya gravitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.
            Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin.

Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
  • Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
  • Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya.
  • Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Perusakan bentuk muka bumi oleh tenaga eksogen berupa pelapukan, pengikisan (erosi) dan pengendapan. 

1.  Pelapukan 
Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
  1. Sinar matahari
  2. Air
  3. Gletser
  4. reaksi kimiawi
  5. kegiatan makhluk hidup (organisme)
Description: Pelapukan Organis
Pelapukan Organis

Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:

- pelapukan fisis atau mekanik

Description: Pelapukan Mekanis
Pelapukan Mekanis
- pelapukan organis
- pelapukan kimiawi
  1. Pelapukan fisik dan mekanik.
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim Gurun, di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.
2. Adapun pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu-batuan menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.
3. Berubahnya air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.

C. Relief Muka Bumi
Lapisan kulit bumi sering disebut litosfer. Berasal dari kata litos artinya batu, sfeer atau sphaira artinya bulatan. Jadi litosfer adalah lapisan kerak bumi atau kulit bumi yang terdiri dari batu-batuanan yang keras dan tanah, sedangkan tanah itu sendiri berasal dari batuan yang melapuk.  Batu-batuan pembentuk lapisan kerak bumi ini banyak mengandung mineral-mineral yang berbentuk kristal dan hablur. Selain itu ada juga beberapa jenis logam.
Permukaan bumi memiliki kenampakan alam yang sangat beragam. Tidak hanya di permukaan, tetapi di dalam bumi pun terdapat proses yang masih berlanjut sampai saat ini. Kenampakan alam di permukaan bumi antara lain dipengaruhi oleh tenaga-tenaga pembentuk muka bumi, baik yang berasal dari dalam bumi ( tenaga endogen ) maupun tenaga yang berasal dari luar bumi ( eksogen ). Tenaga tersebut membentuk dan mengubah kenampakan alam yang ada. Hal itu berdampak pada bentang dan aktivitas penduduk yang ada didalamnya.
Akibat dari tenaga-tenaga endogen dan tenaga eksogen, terbentuklah relief-relief permukaan bumi, baik di daratan maupun di dasar laut.

   Relief Muka Bumi.
1.      Pengertian Relief.
Relief adalah bentuk kekasaran permukaan bumi, baik berupa tonjolan, dataran, atau cekungan yang terjadi karena adanya pengaruh tenaga-tenaga pembentuk muka bumi, baik tenaga endogen maupun tenaga eksogen.

2.      Jenis-Jenis Relief
Relief dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a.       Relief Darat.
Relief daratan adalah bentuk kekasaran permukaan bumi, baik berupa tonjolan, dataran, atau cekungan yang terdapat di wilayah daratan permukaan bumi. Relief darat akan selalu berubah dari waktu ke waktu dan hal ini juga akan menyebabkan perubahan pola hidup makhluk yang tinggal di permukaan bumi tersebut. Perubahan bentuk permukaan bumi dikarenakan adanya tenaga endogen, yaitu tenaga yang berasal dari dalam bumi. Dan juga tenaga eksogen, yang merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi.
Relief antara daratan satu dengan daratan lainnya tidak sama, dengan adanya relief daratan yang tidak sama, maka juga akan mempengaruhi kehidupan pada suatu wilayah.
Adapun macam-macam relief daratan di permukaan bumi adalah :

1.      Dataran Rendah.
Dataran rendah merupakan suatu bentang alam tanpa banyak memiliki perbedaan ketinggian antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Dataran rendah diidentifikasikan sebagai relief daratan yang mempunyai ketinggian antara 0-200 m di atas permukaan laut. Di Indonesia banyak kita jumpai wilayah dataran rendah yang terjadi dari hasil sedimentasi material ( tanah ) yang dibawa oleh sungai-sungai ke muara. Oleh karena itu, daerah ini juga disebut dataran alluvial. Misalnya, dataran alluvial di Sumatera bagian timur, jawa bagian utara, Kalimantan barat, kalimanatan selatan, Kalimantan timur serta irian jaya bagian barat dan utara. Di pulau-pulau lain juga terdapat alluvial, tetapi ukurannya sempit. Daerah dataran alluvial memiliki penduduk lebih padat jika dibandingakn dengan daerah pegunungan, karena dataran alluvial biasanya merupakan daerah subur.
Bentuk muka bumi berupa dataran rendah digambarkan menggunakan symbol area berwarna hijau. Pewarnaan hijau tersebut dapat dipecah lagi menjadi beberapa tingkatan warna, misalnya warna hijau untuk ketinggian antara 0-100m dan warna hijau muda untuk ketinggian antara 100-200m di atas permukaan laut. Pada peta topografi, dataran rendah dicirikan dengan penggambaran garis kontur yang jarang.

2.      Dataran Tinggi.
Dataran tinggi (disebut juga plateau atau plato) diidentifikasikan sebagai relief daratan yang relative landai dengan ketinggian antara 200-1000 m di atas permukaan air laut. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasilerosi dan sedimentasi. Beberapa dataran tinggi antara lain Dataran Tinggi DekkanDataran Tinggi GayoDataran Tinggi DiengDataran Tinggi Malang, dan Dataran Tinggi Alas. Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas kaldera luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Dataran tinggi dari kategori terakhir ini antara lain adalah Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah.
Dataran tinggi digambarkan dengan menggunakan symbol  area kuning atau cokelat muda. Pada peta topografi, penggambaran dataran tinggi digambarkan dengan garis kontur yang agak jarang, namun memiliki angka penunjuk kontur yang besar ( antara 200-1000 meter ).

3.      Kawasan Pegunungan atau Perbukitan.
Pegunungan merupakan kumpulan atau barisan gunung. Kawasan pegunungan diidentifikasikan sebagai daratan yang memiliki kemiringan lereng yang relative lebih besar bila dibandingkan dengan dataran dan mempunyai ketinggian di atas 1000 meter. Adapun perbukitan adalah daerah dengan kondisi sama dengan pegunungan, namun memiliki ketinggian yang lebih rendah ( antara 200 sampai 300 meter ). Karena kemiringan lerengnya yang relative besar, maka kawasan ini bila digambarkan dengan peta kontur akan memiliki garis-garis kontur yang relative rapat satu sama lain. Adapun pada peta umum, kawasan ini digambarkan dengan symbol area berwarna cokelat.
Di Indonesia  terdapat beberapa deretan pegunungan, yaitu:
1.    Deretan pegunungan Sunda, yaitu deretan pegunungan yang berjajar dari Pulau Sumatera,  Jawa, Nusatenggara, Maluku Selatan dan berakhir di Pulau Banda.
2.     Deretan  Sirkum Australia, yaitu deretan pegunungan yang berjajar dari Australia, ujung timur Pulau Irian, masuk melalui bagian tengah Irian dengan puncak tertinggi Jayawijaya.
3.         Deretan pegunungan Sangihe, yaitu deretan pegunungan yang membujur dari Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), masuk ke Minahasa, Teluk Gorontalo (dengan Gunung Una-Una yang sering meletus) hingga Sulawesi Selatan.

 

 

 

 

 

D. Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia


Belasan ribu pulau tersebar di seluruh wilayah Indonesia, baik yang berukuran besar maupun kecil. Jumlah pulau di Indonesia seluruhnya mencapai 13.466 pulau. Luas wilayahnya mencapai 5.180.053 km2, terdiri dari daratan seluas 1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Ini berarti wilayah lautannya tiga kali lebih luas daripada wilayah daratannya.
Jika kita perhatikan keadaan pulau-pulau di Indonesia, tampak adanya berbagai macam bentuk muka bumi. Bentuk muka bumi pada umumnya, dan Indonesia pada khususnya dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan pegunungan. peta fisiografi Indonesia berikut ini memperlihatkan sebaran dari bentuk muka bumi di bumi Indonesia.
Description: Bentuk Muka Bumi Indonesia
Peta Fisiografi Indonesia
Pada peta fisiografi yang menunjukkan bentuk muka bumi Indonesia, tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia mulai dataran rendah sampai pegunungan. Untuk memahami maksud peta tersebut, lihat legenda atau keterangan peta, warna kuning menunjukkan dataran rendah, warna hijau menunjukkan daerah perbukitan, sedangkan warna cokelat menunjukkan pegunungan.
Bagaimana pengaruh keragaman bentuk muka bumi Indonesia terhadap keragaman aktivitas penduduk Indonesia?
Secara umum, setiap bentuk muka bumi selalu menunjukkan bahwa pola aktivitas penduduk yang satu berbeda dengan daerah lainnya. Gambaran tentang keadaan muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Dataran Rendah
Salah satu bentuk muka bumi adalah dataran rendah yang merupakan hamparan luas tanah, bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m dpal. Di daerah dataran rendah, aktivitas penduduk indonesia yang dominan adalah aktivitas permukiman dan pertanian. Di Pulau Jawa, lahan dataran rendah dimanfaatkan oleh penduduk untuk bercocok tanam padi sehingga Jawa menjadi pulau penghasil padi terbesar di Indonesia.

Description: Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia
Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu :
  1.     Di daerah dataran rendah, pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya mudah dilakukan oleh penduduk.
  2.     Di daerah dataran, lahan yang subur banyak dijumpai karena biasanya berupa tanah aluvial atau hasil endapan sungai yang subur.
  3.     Dataran rendah dekat dengan pantai sehingga banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan.
  4.     Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut.
Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran rendah adalah banjir, tsunami, dan gempa.
Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tak mampu lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air dapat terjadi karena aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar, pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya sampah di sungai yang menghambat aliran sungai.
2. Bukit dan Perbukitan
Description: Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk IndonesiaBentuk lain dari bentuk muka bumi adalah Bukit yang merupakan bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah di sekelilingnya, dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti gunung.

Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu.
Di daerah perbukitan, aktivitas permukiman penduduk tidak seperti di dataran rendah. Permukiman tersebar pada daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk biasanya memanfaatkan lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman umumnya dibangun di kaki perbukitan atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan mata air atau sungai sebagai sumber air untuk aktivitas penduduk.
Di daerah perbukitan, pada umumnya aktivitas pertanian adalah pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah-pindah seperti di Kalimantan. Tanaman yang ditanam umumnya adalah umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi.
Seperti halnya dataran rendah, daerah perbukitan memiliki potensi bencana alam. Potensi bencana alam yang dapat terjadi di daerah perbukitan
adalah longsor. Agar kita terhindar dari bencana longsor dan dampak yang ditimbulkan pada saat dan setelah terjadi longsor, cara-cara berikut diharapkan dapat membantu.
  1.     Hindarilah membangun rumah di wilayah yang rawan longsor seperti di daerah yang berlereng curam, dekat dengan tepi gunung, dekat dengan jalur aliran air atau drainase.
  2.     Kenalilah tanda-tanda akan terjadinya longsor di sekitar kita, yaitu seperti berikut.
·         Perubahan, pergeseran, atau retakan yang melebar secara perlahan-lahan pada tanah dan jalan di lingkungan sekitar.
·         Pintu dan jendela macet untuk pertama kalinya.
·         Retakan baru yang muncul pada lantai dan tembok.
·         Fasilitas-fasilitas rumah di bawah tanah, seperti pipa saluran air mengalami pecah atau retak.
·         Tonjolan tanah terlihat pada dasar dari suatu lereng.
·         Air dari pipa atau sumber air keluar dari tanah pada lokasi baru.
·         Pagar, pohon, dan dinding bergeser.
·         Suara gemuruh bertambah kuat.
·         Terdapat suara suara aneh atau tidak biasa seperti suara pohon yang patah atau suara batu yang saling bertumbukan.

3. Dataran Tinggi
Description: Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk IndonesiaDataran tinggi adalah salah satu bentuk muka bumi yang merupakan daerah datar yang tingginya lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti di dataran rendah. Oleh sebab itu, beberapa dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pemusatan ekonomi penduduk.
Aktivitas ekonomi, khususnya pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Agar mudah menanam, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi erosi atau pengikisan oleh air.
Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya adalah banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar, dataran tinggi berpotensi menimbulkan genangan air. Tanda-tanda bencana banjir dan upaya menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
4. Gunung dan Pegunungan
Description: Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk IndonesiaGunung merupakan bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekelilingnya. Biasanya bagian yang menjulang tersebut dalam bentuk puncak-puncak gunung dengan ketinggian 600 meter dpal atau lebih. Sedangkan pegunungan merupakan bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal.
Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau
rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus. Sebagian gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi.
Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, yaitu gunung berapi Tambora dan Krakatau.
Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan yang terbatas untuk pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup besar masih dimanfaatkan penduduk. Komoditas yang dikembangkan di pegunungan biasanya adalah sayuran dan buah-buahan. Sebagian penduduk memanfaatkan lahan yang miring dengan menanam beberapa jenis kayu untuk dijual.
Seperti halnya di daerah perbukitan, aktivitas permukiman sulit dilakukan secara luas. Hanya pada bagian tertentu saja yang relatif datar dimanfaatkan untuk permukiman. Permukiman dibangun di daerah yang dekat dengan sumber air, terutama di daerah lereng bawah atau di kaki gunung. Selain pertanian, aktvitas lainnya di daerah pegunungan yang berkembang adalah pariwisata. Pemandangan alam yang indah dan udaranya yang sejuk menjadi daya tarik wisata.
Keragaman bentuk muka bumi ternyata diikuti pula oleh keragaman aktivitas penduduk dan komoditas yang dihasilkannya. Daerah pegunungan dan perbukitan biasanya menghasilkan produk-produk pertanian berupa sayuran, buah-buahan, dan palawija. Daerah ini memasok kebutuhan penduduk di daerah dataran yang umumnya merupakan pusat-pusat permukiman penduduk. Sebaliknya, daerah dataran menghasilkan banyak produk industri yang dikonsumsi oleh daerah lainnya. Mobilitas atau pergerakan penduduk dan barang terjadi di antara daerah-daerah tersebut karena perbedaan aktivitas penduduk dan komoditas yang dihasilkannya.
Potensi bencana alam di daerah pegunungan yang harus diwaspadai adalah longsor dan letusan gunung berapi. Tanda-tanda longsor dan upaya untuk menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.


0 comments:

Post a Comment