Friday 19 June 2015

Makalah Hindu Budha dan Islam

MAKALAH
HINDU BUDHA

1. Latar belakang

Munculnya pemerintahan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan India. Kebudayaan India itu bersentuhan dengan kebudayaan Indonesia. Persentuhan kebudayaan ini terjadi sebagai salah satu akibat dari adanya hubungan yang dilakukakan oleh orang-orang India dengan orang-orang Indonesia atau sebaliknya. Hubungan itu berawal dari kegiatan perdagangan sehingga pengaruh-pengaruh kebudayaan India dengan Budha masuk ke Indonesia.

2. Peninggalannya

Bidang Keagaaman

Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, telah berkembang kepercayaan yang berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang di Indonesia. Kepercayaan itu bersifat animisme dan dinamisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa. Dinamisme merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib. Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia secara perlahan memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh golongan elit di sekitar istana.


Bidang Politik

Masyarakat Indonesia dikenalkan oleh orang-orang India tentang sistem pemerintahan kerajaan. Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Kemudian, pemimpin ditentukan secara turun-temurun berdasarkan hak waris sesuai dengan peraturan hukum kasta.Karena itu, lahirlah kerajaan-kerajaan di Indonesia, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya.


Bidang Sosial

Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal aturan kasta, yaitu: (1) Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), (2) Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan), (3) Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit). (4) Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar). Namun, unsur budaya Indonesia lama masih tampak dominan dalam semua lapisan masyarakat. Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan kasta yang ada di India, baik ciri-ciri maupun wujudnya. Hal ini tampak pada kehidupan masyarakat dan agama di Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kundungga adalah orang Indonesia yang pertama tersentuh oleh pengaruh budaya India. Pada masa pemerintahannya, Kundungga masih mempertahankan budaya Indonesia karena pengaruh budaya India belum terlalu merasuk ke kerajaan. Penyerapan budaya baru mulai tampak pada saat Aswawarman, anak Kundungga, diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya. Adanya pengaruh Hindia mengakibatkan Kundungga tidak dianggap sebagai pendiri Kerajaan Kutai.


Bidang pendidikan

 Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.


Bidang Sastra dan Bahasa

Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama pada zaman kejayaan Kerajaan Kediri.


Bidang Arsitektur

Salah satu arsitektur Zaman Megalitikum adalah Punden berundak. Arsitektur tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan, Candi Borobudur sebenarnya mengambil bentuk bangunan punden berundak agama Buddha Mahayana. Pada Candi Sukuh dan candi-candi di lereng Pegunungan Penanggungan, pengaruh unsur budaya India sudah tidak begitu kuat. Candi-candi tersebut hanyalah punden berundak. Begitu pula fungsi candi di Indonesia, candi bukan sekadar tempat untuk memuja dewa-dewa seperti di India, tetapi lebih sebagai tempat pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya. Candi dengan patung induknya yang berupa arca merupakan perwujudan raja yang telah meninggal. Hal ini mengingatkan kita pada bangunan punden berundak dengan menhirnya.













MAKALAH
MASA ISLAM

1. Latar Belakang

Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya di negara-negara Islam lain, terutama di Timur Tengah. Islam di Indonesia ternyata mampu berinteraksi dengan budaya lokal, seperti bentuk masjid dan tata cara yang mengiringi ritual keagamaan. Masjid di Demak adalah perpaduan dari budaya lokal dengan masjid, begitu pula upacara sekatenan di Yogyakarta setiap bulan Maulud adalah bagian yang tidak terpisahkan dari budaya lokal yang terpadu dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.Kalau diteliti lebih jauh banyak sekali keunikan dalam keberislaman di Indonesia. Oleh Azyumardi Azra fenomena  tersebut  dikatakan  sebagai  bentuk  akomodasi  Islam di Indonesia. Dia membagi Islam dalam konteks tradisi besar dan tradisi kecil.Tradisi besar adalah yang mengandung ajaran-ajaran pokok Islam, seperti syahadat, shalat, dan puasa.Disamping  tradisi besar itu, terdapat tradisi kecil yang mengiringinya, seperti membawa obor ketika malam-malam ganjil setelah tanggal 20 Ramadhan untuk mencari Lailatul Qadar.Dinamika inilah yang terjadi di Indonesia, sehingga warna keislaman lebih bervariasi dibandingkan ditempat asalnya.
Ketika Islam datang, sebenarnya kepulauan Nusantara sudah mempunyai peradaban yang bersumber kebudayaan asli pengaruh dari peradaban Hindu-Budaha dari India, yang penyebaran pengaruhnya tidak merata.Di Jawa telah mendalam, di Sumatera merupakan lapisan tipis, sedang dipulau-pulau lain belum terjadi.Walaupun demikikan, Islam dapat cepat menyebar. Hal itu disebabbkan Islam yang dibawa oleh kaum pedagang maupun para da’i dan ulama’, bagaimanapun keislaman para da’i dan ulama’ masa awal, mereka semua menyiarkan suatu rangkaian ajaran dan cara serta gaya hidup yang secara kualitatif lebih maju dari pada peradaban yang ada. Dalam bidang perenungan teologi monoteisme dibandingkan teologi politeisme, kehidupan masyarakat tanpa kasta, juga dalam dalam sufisme Islam lebih maju dan lebih mendasar dari pada mistik pribumi yang dipengaruhi mistik Hindu-Budha.Demikian pula dalam pengembangan intelektual dan keseniaan.
Dari sini, pembaca akan diajak untuk memahami tentang sejarah  peradaban Islam di Indonesia serta perkembangan-perkembangannya, baik dari perkembangan politik, seni budaya, pendidikan, dan khususnya perkembangan intelektual Islam di Indonesia, meliputi perkembangan fiqih beserta tokohnya, perkembangan tasawuf dan tarekat, aspek falsafah Islam, perkembangan tafsir dan al-Qur’an, serta pembaharuan Islam di Indonesia. 

2. Peninggalannya


Bidang politik

Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang memiliki corak Hindu-Buddha. Akan tetapi, setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha pelan-pelan mengalami keruntuhan dan digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam, seperti Samudra Pasai, Demak, Malaka, dan lain-lain. Pada sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti halnya para wali. Jika raja pada suatu kerajaan meninggal dunia, tidak dimakamkan di candi tetapi dimakamkan secara Islam.

Bidang sosial

Aturan kasta tidak diterapkan pada Kebudayaan Islam seperti kebudayaan Hindu. Pengaruh Islam yang berkembang sangat pesat membuat mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Hal ini menyebabkan aturan kasta mulai pudar di masyarakat Indonesia. Nama-nama Arab seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Ibrahim, Hasan, Hamzah, Musa, dan lainnya mulai digunakan. Kosakata bahasa Arab juga banyak diserap ke bahasa Indonesia, contohnya rahmat, berkah (barokah), rezeki (rizki), kitab, ibadah, sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hikayat, mukadimah, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Bidang  Pendidikan

Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. Sebenarnya, pesantren telah berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat itu menjadi tempat pendidikan dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk, mata pelajaran dan proses pendidikan pesantren berubah menjadi pendidikan Islam. Pesantren merupakan sebuah asrama tradisional pendidikan Islam. Siswa tinggal menetap bersama untuk belajar ilmu keagamaan di bawah bimbingan guru yang disebut kiai. Asrama siswa berada di dalam kompleks pesantren, begitu juga Kiai tinggal di kompleks pesantren.



Bidang sastra dan bahasa

Persebaran bahasa Arab lebih cepat daripada persebaran bahasa Sanskerta karena dalam Islam tak ada pengkastaan. Semua orang dari raja hingga rakyat jelata dapat dengan bebas mempelajari bahasa Arab. Pada mulanya, memang hanya kaum bangsawan yang pandai menulis dan membaca huruf dan bahasa Arab. Namun selanjutnya, rakyat kecil pun mampu membaca dan menulis huruf Arab.

Bidang Arsitektur


Arsitektur Islam berkembang sangat luas baik itu di bangunan sekular maupun di bangunan keagamaan yang keduanya terus berkembang sampai saat ini. Arsitektur juga telah turut membantu membentuk peradaban Islam yang kaya. Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam adalah mesjid, kuburan, istana dan benteng yang kesemuanya memiliki pengaruh yang sangat luas ke bangunan lainnya, yang kurang signifikan, seperti misalnya bak pemandian umum, air mancur dan bangunan domestik lainnya.

0 comments:

Post a Comment