Monday 22 June 2015

Karya Tulis sejauh mana cuaca sangat berperan dan berpengaruh terhadap kualitas ukiran kayu Jepara.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Adanya cuaca sangat penting peranannya bagi kelangsungan makhluk hidup  di muka bumi ini, di Indonesia sendir hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Bila cuaca tidak menentu seperti musim hujan sangat berpengaruh  bagi kualitas hasil ukiran itu sendiri apalagi bila sedang melakukan pengiriman barang ke suatu tempat,  tanpa diduga turun hujan pengiriman tersebut harus ditunda terlebih dahulu karena bila diteruskan akan menurunkan nilai jualnya, kualitasnya serta memerlukan waktu lagi untuk proses pengeringan yang memerlukan cahaya matahari, tetapi ada juga proses pengeringan yang menggunakan  mesin oven gabah, ada juga yang proses pengeringannya dengan pengasapan hal tersebut merupakan alternative terefektif yang bias dilakukan dikala musim hujan tiba.
     Banyak sekali akibat  dari musim hujan bukan hanya berpengaruh pada kualitas hasilnya saja tetapi berpengaruh pada proses produksi juga, apalagi bila kayu tersebut tidak  terkena cahaya matahari yang akan menimbulkan  bintik-bintik jamur atau terjadi pengeroposan yang disebut penyakit atau orang-orang jawa bias menyebutnya dengan sebutan omo yang merusak  kualitas dari ukiran.
1.2    Tujuan  Penelitian
1)      Untuk mengetahui sejauh  mana cuaca sangat berperan dan berpengaruh terhadap kualitas ukiran kayu Jepara.
2)      Untuk mengkaji dampak dari adanya pengaruh cuaca  terhadap kualitas hasil ukiran kayu Jepara.

1.3    Rumusan Masalah
1)      Bagaimanakah  peranan cuaca bagi kualitas hasil ukiran kayu Jepara?
2)      Bagaimanakah pengaruh cuaca terhadap kualitas hasil ukiran kayu Jepara?
1.4    Pembatasan Masalah
1)      Musim  penghujan sangat berpengaruh bagi  ukiran  yang dihasilkan.
2)      Waktu yang diperlukan dalam proses pengeriangan selama musim penghujan.

1.5    Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat yang dijadikan penelitian yaitu kota Jepara, adapun waktu penelitian yang penulis lakukan dalam penelitian ini yaitu pada
Hari                 : Rabu
Tanggal           : 10 Desember 2014
Pukul               : 08.00 s.d selesai
Tempat            : Jepara Jawa Tengah

1.6    Metode Penulisan
Metode yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah metode deskripsi yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan  atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan  yang luas. Adapun metode deskripsi ini meliputi:
1.      Metode observasi yaitu  mengunjungi tempat yang dijadikan  objek penelitian yaitu ukiran kayu Jepara.
2.      Studi pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan cara mencari informasi dari berbagai buku sumber.
3.      Metode  wawancara yaitu  penulis mengajukan pertanyaan secara langsung kepada nara sumber.






1.7    Sistematika Penulisan
Bab I
:
Latar belakang, tujuan, rumusan masalah, pembatasan masalah, waktu dan tempat peneliotian metode penulisan, sistematika penulisan.
Bab II
:
Landasan teori, definisi, dampak positif dan negative, serta kualitas hasil akhir ukiran kayu.
Bab III
:
Pembahasan masalah dari rumusan masalah  dibahas di bab ini.
Bab IV
:
Penutupan, kesimpul;an dan saran


















 
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Definisi Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa  pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam  sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.
Definisi pengaruh  menurut para ahli:
1.      Pengertian Pengaruh Menurut Wiryanto
Pengaruh merupakan  tokoh formal mauoun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi.
2.      Pengertian Pengaruh Menurut Jon Miller
Pengaruh merupakan komoditi berharga dalam dunia politik Indonesia
3.      Pengertian Pengaruh Menurut Bertram Johannes Otto Schrieke
      Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya
4.      Pengertian Pengaruh Menurut Albert R. Roberts & Gilbert
     Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.

2.2   Definisi Cuaca
4
 
Cuaca adalah  fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim. Aspek cuaca ini diteliti lebih lanjut oleh ahli klimatologi, untuk tanda-tanda perubahan iklim. Cuaca terjadi karena suhu dan kelembaban yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan ini bisa terjadi karena sudut pemanasan Matahari yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya karena perbedaan lintang bumi. Perbedaan yang tinggi antara suhu udara di daerah tropis dan daerah kutub bisa menimbulkan jet stream. Sumbu bumi yang miring dibanding orbit bumi terhadap Matahari membuat perbedaan cuaca sepanjang tahun untuk daerah sub tropis hingga kutub. Di permukaan bumi suhu biasanya berkisar ± 40° C. Selama ribuan tahun perubahan orbit bumi juga memengaruhi jumlah dan distribusi energi Matahari yang diterima oleh bumi dan memengaruhi iklim jangka panjang.

2.3 Definisi Kualitas
Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Istilah ini banyak digunakan dalam dalam bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan,

2.4  Definisi Ukiran
Ukiran adalah kegiatan mengolah permukaan suatu objek trimatra dengan membuat perbedaan ketinggian dari permukaan tersebut sehingga didapat imaji tertentu. Mengukir sering dihubungkan pula dengan kegiatan memahat. Namun dua kegiatan ini berbeda, sebab memahat lebih bertujuan untuk menghasilkan benda tiga dimensi,

2.5 Definisi Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.

2.6 Definis Jepara
Dulu ada orang yang sedang berjalan melewati Jepara melihat nelayan yang sedang membagi-bagi ikan hasil tangkapannya membagi dlm bahasa jawa adalah Para/Poro, maka pengembara tersebut menceritakan di kota tujuannya bahwa dia melewati Ujung Para karena dia melewati ujung pulau Jawa yang ada yang membagi ikan. lama-lama kata Ujung Para berubah ejaannya menjadi lebih singkat yaitu Jung Para, masyarakat pun lama kelamaan berubah menjadi Jumpara lalu berubah menjadi Japara dan ahirnya berubah menjadi Jepara. Orang Jawa menyebut menyebut nama Jepara menjadi Jeporo, dan orang Jawa yang menggunakan bahasa krama inggil menyebut Jepara menjadi Jepanten. Sedangkan nama Jepara di dalam sebutan bahasa Belanda: Yapara, Japare.

2.7  Dampak Positif dan Negatif Adanya Cuaca
            Dampak positifnya yaitu bagi daerah yang sering  mengalami kekeringan  maka dengan adanya musim hujan yang lebih panjang, persediaan air menjadi lebih banyak dan masa tanam bagi kebun akan lebih panjang.
            Dampak negatifnya yaitu susah untuk melakukan aktivitas  khususnya aktivitas  di luar rumah. Sedangkan pada ukiran kayu berbanding terbalik dengan penjelasan di atas  yang dimana dampak positifnya yaitu ketika musim kemarau panjang maka  proses produksi serta pengeringannya akan lebih cepat serta akan terus berproduksi yang akan  meningkatkan perekonomian  masyarakat disekitarnya.
            Dampak negatifnya ketika musim  hujan panjang akan menurunkan proses produksi serta kualitasnya. Proses pengeringannya pun menjadi lebih lama dari biasanya.

2.8       Kualitas Hasil Akhir dan Ukiran Kayu
            Kualitas kayu sangat tergantung pada proses dari awal  pemilihan kayu yang akan diukir sampai pada proses pengeringannya.

2.9 Kaitan antara Cuaca dengan Kualitas Hasil Akhir dari Ukiran Kayu
            Cuaca dengan kualitas hasil ukiran kayu sangat erat sekali kaitannya  dikarenakan bila cuaca  hari ini panas atau sedang musim kemarau akan  menghasilkan kualitas ukiran kayu yang sangat bermutu, lain lagi dengan musim hujan  yang kualitasnya menurun dikarenakan proses pengeringan yang bias dikatakan sangat berbeda jauh dengan proses pengeringan dengan menggunakan cahaya matahari disbanding menggunakan  mesin oven gabah.






















 
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1         Peranan Cuaca bagi Ukiran Kayu Jepara
Cuaca merupakan, sebuah aktivitas  fenomena yang terjadi di atmosfer bumi dalam waktu beberapa hari, karena inilah factor dari cuaca sangat besar perannya bagi ukiran kayu, dikarenakan bila terjadi musim penghujan yang berkepanjangan akan menurunnya proses produksi ukiran kayu khususnya di Jepara, tetapi bila dimusim kemarau berkepanjangan akan  meningkatkan proses produksinya.
Kualitas hasil dari ukiran kayu Jepara bergantung pada tingkat baik buruknya cuaca yang sangat berpengaruh bagi kualitas hasil ukiran kayu tersebut.

3.2         Pengaruh Cuaca Terhadap Kualitas Ukiran Kayu Jepara
Sudah jelas sekali bahwa cuaca sangat berpengaruh pada kualitas ukiran kayu yang mana proses produksinya  bergantung pada musim kemarau, dikarenakan pada musim kemarau proses pengeringannya lebih cepat dan langsung terkena cahaya matahari yang bisa dibilang sebagai pengawet alami karena ada paribahasa yang mengatakan bahwa semakin baik pula kualitas dari  ukiran kayu tersebut.












8
 
 



 
BAB IV
PENUTUP

4.1    Kesimpulan
4.1.1        Cuaca merupakan gejala/fenomena alam yang sering terjadi dalm kurun waktu tertentu, cuaca juga terjadi karena suhu dan kelemahan, dimana kualitas ukiran bergantung pada tingkat baik buruknya derajat sesuatu.
4.1.2        Selain memiliki dampak positif, cuaca juga memiliki dampak negatif yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil ukiran kayu.

4.2    Saran
4.2.1        Setelah mengetahui betap besarnya pengaruh yang ditimbulkan dari cuaca pada ukiran kayu untuk mengatasi dari adanya musim hujan yang berkepanjangan, agar produksi dari ukiran kayu tidak ada penurunan yang signifikan pada musim penghujan untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya membuat mesin oven gabah sebagai alternative yang paling efektif.
4.2.2        Untuk menghasilkan kualitas yang benar-benar bermutu, sebaiknya para pengrajin ukiran memikirkan cara yang efektif.











9
 
 



 
DAFTAR PUSTAKA
































 
BIODATA SISWA


Nama                           : SINTA PRATIWI
Kelas                           : XI IPA 1
Alamat                                    : Dusun Ciapok RT. 04 RW. 02 Desa Tarunajaya
                                      Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang
Tempat tanggal lahir   : Sumedang, 21 Oktober 1997
Sekolah                       : SMAN  Darmaraja







Karya Tulis Museum Dirgantara Mandala

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan perkembangan sejarah kebudayaan indonesia yang panjang ini tentu meninggalkan warisan budaya yang amat besar, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kondisi peninggalan-peninggalan budaya tersebut banyak yang berada dalam keadaan rusak bahkan ada yang hanya tinggal puing-puing saja, namun ada juga yang masih terawat hingga kini. Sumber daya yang dapat dijadikan warisan budaya dalam bentuk monumen yang patut di jadikan warisan nasional adalah museum dirgantara mandala yang berada di kota Yogyakarta.
Di Indonesia terdapat banyak museum tempat penyimpanan benda-benda bersejarah. Museum dirgantara mandala adalah salah satyunya berbeda dengan museum-museum perjuanagan yang lain, di museum ini dipamerkan berbagai jenis pesawqat terbang yang pernah dimiliki Indonesia. Khususnya TNI AU, selain itu, di museum yang berlokasi di Yogyakarta ini, terdapat pula diaroma-diaroma perjuangan bangsa indonesia. Khususnya TNI AU dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI. Museum dirgantara mandala merupakan satu-satunya museuim pusat TNI AU. Pengelolaannya pun langsung ditangani oleh pihak TNI AU itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mwengambil judul itu dalam karya tulis “Pelestarian dan Pengmbangan Museum Dirgantara Mandala Dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung Yang Datang ke Kota Yogyakarta”.

1.2         Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka pwenulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan yaitu :
1.        bagaimana upaya pelestarian museuim dirgantara mandala dalam meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke kota Yogyakarta
2.        bagaimana upaya pengembangan museum dirgantara mandala dalam meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke kota Yogyakarta. 

1.3         Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis membatasi masalah dan pembahasan ini hanya upaya pengembangan museum dirgfantara mandala yang datang kota Yogyakarta.

1.4         Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah:
1.      Untuk mengetahui pelestarian Museum Dirgantara Mandala
2.      Untuk mengetahui upaya pengembangan Museum Dirgantara Mandala

1.5         Metode penulisan teknik pengumpulan data
            Karya tulis yang penulis susun ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan data yang obyektif  pada saat ini yang berlangsung kemudian di amati. Adapun teknik penelitian pengumpulan datanya sebagai berikut :
1.        Observasi, pengumpulan data dengan pengamatan langsung ke Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta;
2.        Studi pustaka, menggunakan berbagai sumber-sumber buku yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti ;
3.        Wawancara, mencari informasi dari seorang marasumber yang memahami dengan masalah yang diteliti;
4.        Eksplorasi internet, dengan mengkaji dan menggali bahan-bahan dari internet sebagai studi banding.

1.6    Sistematika Penelitian
Sistemmatika penulis karya tulis ini terdiri dari empat BAB, BAB I terdiri dari Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, Rumusan masalah, Batasan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Metode penelitian, Sistematika penulisan, Kegunaan penulisan.
BAB II kajian teoritis memuat : Pengertian, Upaya, Pengertian Pelestarian, |Pengertian Pengembangan, Museum Dirgantara Mandala, Pengertian kunjungan,Gambaran umum Museum Dirgantara Mandala, Sejarah Museum Dirgantara Mandala, Lokasi museum, fungsi dan kegunaan museum.
BAB III Pembahasan penelitian meliputi upaya pelestarian dan pengembangan Museum Dirgantara Mandala dalam meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke kota Yogjakarta.
BAB IV Simpulan dan saran, berisi simpulan dan saran untuk melengkapi karya tulis ini di tampilkan daftar pustaka, Lampiran-lampiran dan, Autobiografi.

1.7         Kegunaan Penulisan
Karya tulis ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teori terutama tentang hal yang berkaitan dengan kemiteraan.
Secara praktis karya tulis ini di harapkan bermanfaat bagi :
-            Pembaca sebagai media informasi
-            Mengetahui nilai-nilai pendidikan dan pengetahuan yang ada di museum Dirgantara Mandala
-            Menambah pengalaman dan mengetahui lokasi museum Dirgantara Mandala
-            Sebagai sumber pembelajaran di sekolah
-            Menambah wawasan penulis dan pembaca








BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1         Pengertian Upaya
Dalam kamus Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian upaya adalah “Tindakan yang dilakukan seseorang, untuk mencapai apa yang di inginkan atau merupakan sebuah strategi” Upaya adalah aspek yang dinamis dalam kedudukan (status) terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu upaya (Soeharto 2002 ; Soekanto 1984 : 237).
Jadi dapat di simpulkan upaya adalah sebagai usaha suatu cara, juga dapat di magsud sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan terarah untuk menjaga ssesuatu hal agar tidak meluas atau timbul.

2.2         Pengertian Pelestarian
Menurut kamus Bahasa Indonesia kata “Pelestarian” berasal dari kata “lestari”, yang mengandung arti menjaga gar tetap lestari, menelihara agar tidak punah jadi pelestarian merupakan upaya yang dilakuakn dengan sadar dan tanggung jawab agar tetap menjaga sesuatu yang ada dengan biak dan agar keberadaanya tidak sampai hilang atau punah.
Begitu juga berhubungannya dengan karya tulis yang dibuat yaitu agar keberadaan museum Dirgantara Mandala harus tetap dijaga dan ditetapkan jangan sampai kehilangan nilai-nilai budaya bagi bangsa Indonesia.

2.3         Pengertian Pengembangan
Menjurut kamus Bahasa Indonesia pengembangan adalah
a.         Strategi untuk merubah nilai-nilai dan pada manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi itu   adaftif dengan lingkungan.
b.        Suatu penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan stuktur) suatu organisasi.
Perkembangan berkaitan dengan tersedianya kesempatan dan pengembangan belajar, membuat program – program training yang meliputi atas program-program tersebut (Armstrong, 1997:504).
Pengembangan dapat didefinisikan sebagai seperangkat aktivitas yang sistematis dan terencana yang dirancang dalam mempasilitasi para pegawainya dengan kecakapan yang dibutuhgkan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini maupun masa yang akan dating (Harrish and Desimone, 1992:2).
Pengembangan sia adalah suatu usaha yang terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi dalam meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja organisasi melalui program-program pelatihan pendidikan dan pengembangan (mondy and noc, 1990:270).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat dikatakan pengembangan adalah segala aktifitas yang dilakukan oleh organisasi dalam memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan sikap ini atau yang dating.

2.4         Museum Dirgantara Mandala
Museum Dirgantara Mandala adalah museum yang digagas oleh TNI Angkatan Udara untuk mengabadikan peristiwa bersejarah dalam lingkungan TNI AU, bermarkas di kompleks Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Museum ini sebelumnya berada berada di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta dan diresmikan pada 4 April 1969 oleh Panglima AULaksamana Roesmin Noerjadin lalu dipindahkan ke Yogyakarta pada 29 Juli1978
Museum ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta diorama peristiwa sejarah Angkatan Udara Indonesia. Sejumlah pesawat tempur dan replikanya juga terdapat di museum ini yang kebanyakan berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan, diantaranya:
·         Pesawat Ki-43 buatan Jepang
·         Pesawat PBY-5A (Catalina).
·         Replika pesawat WEL-I RI-X (pesawat pertama hasil produksi Indonesia)
·         Pesawat A6M5 Zero Sen buatan Jepang.
·         Pesawat pembom B-25 MitchellB-26 InvaderTU-16 Badger.
·         Helikopter 360 buatan AS.
·         Pesawat P-51 Mustang buatan AS.
·         Pesawat KY51 Cureng buatan Jepang.
·         Replika pesawat Glider Kampret buatan Indonesia.
·         Pesawat TS-8 Dies buatan AS.
·         Pesawat Mig-15,17 dan 21 buatan Russia.
·         Rudal SA-75
1.             Sebelum sejumlah
Koleksi museum dirgantara memaerkan benda-benda koleksi sejarah anatara lain : koleksi peninggalan koleksi para pahlawan udara, diaroma, pesawat miniature, pesawat terbang dari Negara – Negara Nlok Barat dan Timur, senjata api, senjata tajam, mesin pesawat, radar bom dan roket, parasut dan patung-patung tokoh TNI angkatan udara. Saat ini museum ini memiliki koleksi sejumlah 10.000 buah, 36 pesawat terbang, 1000 foto, 28 diaroma, lukisan-lukisan, tanda kehormatan, pakaian dinas, dan sejumlah koleksi buku yang disimpan diperpustakaan. Koleksi masterpic adalah replica pesawat Dakota VT-CLA milik perusahaan penerbangan India yang ditembak di daerah ngoto, bantul oleh belanda ketika hendak mendarat di mguo Yogyakarta.
Koleksi museum ini dikelompokan dalam tujuh ruangan yang berbeda, yakni ruangan utama, ruang kronologi, ruang kronologi 2, ruang alutsista, ruang paskhas, ruang diorama, dan ruang minat dirgantara.
a.              Ruang Utama
Di ruang ini di pajang  Beberapa foto Mantan Pimpinan TNI – AU , Antara lain: Laksamana Udara suryadi Pimpinan TNI – AU (Kepala stafmTRI AU tahun1946 – 1962), Laksamana Udara Omar Dani (Mentri Panglima Angkatan Udarta tahun 1962 – 1965), Laksamana Muda Udara Sri Muljono Herlambang (Menteri Panglima Angkatan Udara 1965 – 1966), Laksamana Muda Udara Roesmin Nurjadin ( Menteri Panglima angkatan udara tahun 1966 – 1969, Marsekal TNI Suwoto Sukendar (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun 1969 – 1973, Marsekal TNI Saleh Baasarah (Kepala Staf TNI Angkatan Udara Tahun 1973 – 1976). Selain foto-foto tersebut, diruang ini juga di pamerkan Lambang – Lambang dan Motto dari korps TNI-AU antara lain: Swa Bhuwana adalah lambang TNI angkatan Udara, yang artinya sayap Tanah Air, Pataka Komando Opearesi TNI AU (Koopsau), Dengan Motto: Abhibuti Antarikhse Artinya : keunggulan di udara adalah tujuan utama, Pataka Komando Panduan tempur Udara (Kopatdara) Dengan Motto : Nitya Smakta Maarwati SarwabayaArtinya : senantias siaga bertindak terhadap segala ancaman bahaya, Pataka komando pertahanan Udara (Kohadud) Dengan Motto nya Surakhsita Nabhastata Artinya : Udara yang di pertahankan dengan baik.

b.             Ruang Kronologi I dan II ,
Di Ruang ini pengunjung bisa melihat diorama sejarah dan dokumen-dokumen semasa zaman Proklamasi Kemerdekaan, pembentukan AURI, Serangan Udara Pertama terhadap Semarang-Salatiga-Ambarawa, Operasi Penumpasan PKI Muso/Madiun, Operasi Lintas Udara, Pembentukan Skadron AURI tahun 1950, Penumpasan DI/TII-PRRI/Permesta-Trikora-Dwikora, Operasi Non Militer TNI AU, hingga Operasi Penumpasan sisa-sisa pemberontakan G30S/PKI.
                                     
c.              Ruang Alutsista
di ruang ini kita dapat melihat peralatan tempur TNI-AU, antara lain : rudal antipesawat, senjata PSU (penangkis serangan udara) dan beberapa senapan yang dipakai oleh pasukan Indonesia yang melawan Belanda waktu itu. Beberapa pesawat, dirancang bisa dinaiki oleh pengungjung. Tentu saja secara statis, tidak diterbangkan. Jadi siapapun bisa langsung tahu keadaan di dalam pesawat, dan teknologi yang sudah ada saat itu. jenis Tu-16 yang terletak di pelataran museum. Ada juga pesawat PBY-5A Catalina dan UF 1 Albatros IR-0117. Catalina buatan AS masuk ke jajaran Skadron V Lanud Abdulrachman Saleh pada 1950. AURI mendapatkan delapan Catalina bekas pakai AU Hindia Belanda sebagai realisasi Konferensi Meja Bundar, 1949.
Sementara Albatros, pesawat amfibi angkut sedang buatan AS juga masuk ke dalam jajaran Skadron V Intai Laut AURI- Lanud Abdulrachman Saleh tahun 1955. AURI membeli sebanyak delapan pesawat dari AS, Selain, ketiga pesawat, di halaman masih ditempatkan rudal pertahanan udara jarak sedang SA-75 buatan Soviet alat ini sempat digunakan sebagai salah satu senjata untuk mempertahankan Ibu Kota.

d.             Ruang Diorama
Diruang ini Terdapat beberapa Diorama Antara lain: Deorama penerbangan pertama pesawat merah putih, Diorama peristiwa 29 juli 1947, Diorama setelah penerbangan pertama, Diorama Trikora, Diorama Satelit (SKSD) Palapa.

Uraian Diatas hanyalah beberapa gambaran dari apa yang bisa kita temukan di Museum Dirgantara Mandala , Untuk lebih lengkapnya, silahkan Anda Alokasikan waktu dan Budget anda untuk berwisata ke tempat ini, karena banyak manfaat yang bisa kita ambil dari tempat ini. Dengan berkunjung ke tempat ini, kita dapat  berlibur sekaligus belajar sejarah perjuangan para pahlawan-pahlawan yang berjasa mengamankan langit Indonesia tercinta.

2.             Perkembangan Skardon Udara TNI Angkatan Udara
3.             Starlite – PK-SLX
4.             Foto beberapa pejabat Indonesia dan mancanegara yang mendapat tanda kehormatan bintang Swa Bhuwara Paksa Utama dari presiden RI.
5.             Foto-foto latihan bersama antara TNI AU dengan angkatan udara Negara tetangga/sahabat.

2.5         Pengertian kunjungan
Kunjungan adalah tujuan yang terencana kesuatu tempat. Suatu kunjungan biasanya berkenaan dengan kegiatan membawa kelompok ke tempat khusus untuk tujuan khusus. Tujuan tersebut mungkin untuk mengamati sesuatu, mengamati suatu kegiatan atau Pratik, membawa kelompok menemui seseorang atau objek yang tidak bisa di bawa ke dalam kelas atau ketempat pertemuan. Kunjungan biasanya berjangka waktu pendek.

2.6         Gambaran Umum Meseum Dirgantara Mandala
2.6.1   Sejarah Museum Dirgantara Mandala
Bab ini memuat sejarah berdirinya museum Dirgantara Mandala. Hal-hal yang mendorong didirikannya Museum, sebagai berikut:
1.        Semua kegiatan dan peristiwa bersejarah dalam pertumbuhan dan perkembangan TNI AU  serta semua pengorbanan para pejuang dan pahlawan udara dalam membina dan merintis AURI, serta mempertahankan dan menegakan kemerdekaan NKRI perlu dilestarikan.
2.        Dalam rangka pewarisan nilai-nilai 45 yakni bahwa pengabdian dan pendokumentasian tersebut perlu untuk direalisasikan dalam bentuk visualisasi bukti sejarah agar dapat diketahui, diterima, dihayati dan diamalkan oleh generasi muda.
Museum TNI AU diresmikan pada tanggal 4 April 1969 oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara Rusmin Nuryadin berkedudukan di Makowilu V Tanah Abang Bukit, Jakarta.
Dengan pertimbangan antara lain bahwa Yogyakarta merupakan tempat lahir dan pusat perjuangan TNI AU periode 1945-1949 serta tempat penggodokan Karbol AAU, maka pada bulan November 1977 Museum AURI di Jakarta dipindahkan dan diintegrasikan dengan Museum di Ksatrian AAU di Pangkalan Adisutjipto, Yogyakarta, dan tanggal 29 Juli 1978 diresmikan sebagai Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
Mengingat semakin bertambahnya koleksi, maka pada tahun 1984 Museum dipindahkan ke Wonocatur menempati sebuah gedung bersejarah. Gedung tersebut semasa penjajahan Belanda adalah sebuah pabrik gula dan pada waktu pendudukan Jepang digunakan sebagai Depo Logistik. Pada bulan Oktober 1945 BKR dan para pejuang kemerdekaan berhasil merebut Pangkalan Udara Maguwo (sekarang Lanud Adisutjipto) dari tangan Jepang, termasuk segala unsur logistik dan fasilitasnya yang kemudian digunakan sebagai unsur kekuatan awal TNI Angkatan Udara.

2.6.2   Lokasi Museum Dirgantara
Lokasi meseum berada di Jl, Kolonel Sugiyo Komplek Landasan Udara Adisutjipto Yogya. Museum ini lebih dikenal dengan nama Museum Dirgantara. Museum ini menempati area seluas kurang lebih 5 Ha dengan luas bangunan sebesar 7.600 M2. Museum ini merupakan museum terbesar dan paling lengkap koleksinya yang mengungkap sejarah keberadaan TNI Angkatan udara di Indonesia.
Museum yang didirikan pada tanggal 4 April 1969 dijalan tanah abang, bukit, Jakarta oleh panglima angkatan udara laksamana udara rusmin nuryadi bulan Nov 1977 dipindahkan dan digabungkan dengan museum kesatria AAU (Akadam angkatan udara) dipangkalan adicipto yogya dan pada tanggal 29 Juni 1978 bertepatan dengan peringatan hari bakti TNI AU museum ini diresmikan oleh marsekol Ashadi Tjahdi, museum pusat TNI AU Dirgantara Mandala.

2.6.3   Fungsi dan Kegunaan Museum Dirgantara
Museum dirgantara Mandala memiliki banyak sekali fungsi dan kegunaan diantaranya yaitu:
1.        Sebagai tempat menyimpan benda-benda yang bernilai sejarah khususnya dibidang ruang udara dan antariksa agar tidak hilang dan rusak sehingga dapat dinikmati berbagai generasi.
2.        Merupakan sarana yang efektif untuk mewariskan nilai-nilai luhur perjuangan.
3.        Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala secara visual menggambarkan perjuangan Bangsa Indonesia, khususnya TNI AU dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI.
4.        Memberikan nilai pendidikan dan pengetahuan yang ada di museum Dirgantara Mandala Yogya.
5.        Menambah pengalaman dan mengetahui lokasi museum dirganatara mandala di yogya.
6.        Memberikan pengetahuan tentang sejarah yang telah dicapai generasi terdahulu dan dapat mengambil hikmah sejarah itu sendiri.
7.        Menambah pengetahuan terhadap kita bahwa pada massa saat itu bangsa Indonesia memiliki banyak sekali pesawat-pesawat yang canggih.
8.        Membangkitkan rasa nasionalisme
9.        Menambah wawasan.












BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1    Upaya pelestarian museum dirgantara mandala dalam meningkatkan jumlah pengunjungyang datang ke kota Yogyakarta.
Upaya pelestarian dari museum dapat dilihat beberapa hal yang harus menjadi perhatian diantaranya:
1.        Semua elemen didalam tubuh museum dirgantara mandala harus menjadi bahwa dimasa depan, museum dirgantara mandala akan dibawa kea rah yang bersifat entertainment atau lebih menghibur bagi masyarakat.
2.        Museum dirgantara mandala harusnya menyadari betul bahwa dirinya memiliki keunggulan dalam segi bangunan fisik yang sangat memadai dan baik, display pameran yang sangat menarik, maupun fasilitas lainnya, yang tidak banyak dimiliki oleh museum lainnya.
3.        Museum dirgantara mandala harus memperbaiki masalah ke arsipan yang ada saat ini, karena saat ini data merupakan sebuah modal yang sangat berharga dan bernilai tinggi. Museum dirgantara mandala harus merubah system kearsipan dari yang sebelumnya berbentuk analog dan manual ke system yang terbentuk digital agar lebih mudah diperbaharui dan diakses.
4.        Museum dirgantara mandala harus meningkatkan aktifitas kehumasannya, bukan hanya sebatas mengundang media ketika sedang mengadakan kegiatan. Museum Dirgantara Mandala harus menciptakan kegiatan kehumasan yang lebih kreatif untuk terdengar dimasyarakat. Bagian pemasaran di museum dirgantara mandala harus mulai menjalankan tugasnya yaitu memasarkan museum dirgantara mandala ke masyarakat sebagai awal, mungkin dapat ditinjau siapa pihak yang paling mungkin untuk “membeli” Museum Dirgantara Mandala seperti hotel dan agen perjalanan wisata.
5.        Bekerja sama dengan kedua bidang ini, tentu saja akan menaikkan pengunjung museum dirgantara mandala ke depannya ketika semua hal ini telah berjalan, maka museum dirgantara mandala akan menjadi termotivasi untuk memenuhi target yang telah ditetapkan system reward dan punishment. Ketika akhirnya target terpenuhi dapat di berikan reward kepada para karyawan dan pihak–pihak terkait yang turut serta membantu keberhasilan.
6.        Apabila hal tersebut sudah siap untuk dilaksanakan, sebaiknya museum dirgantara mandala melakukan publikasi secara besar di masyarakat. Ini adalah perbuatan dari kekurangan yang selama ini dilakukan oleh museum dirgantara mandala.

3.5  Upaya pengembangan museum dirgantara mandala dalam meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke kota Yogyakarta.
Museum tidak terlepas dari peran koleksi sebagai inti dari sebuah museum informasi yang di butuhkan oleh public disampaikan melalui informasi yang ada pada koleksi. Koleksi adalah benda pembuktian sejarah alam, budaya, manusia dan lingkungannya. Oleh karenanya perlu di tegaskan bahwa koleksi museum memiliki tiga ciri umum yaitu koleksi tersebut berwujud  benda, artefak atau barang-barang yang memiliki nilai budaya (alture value), koleksi tersebut berasal dari  masa lampau, koleksi tersebut harus disusun sedemikian rupa sesuai dengan keinginan curator (haryono, 2001 : 81-82). Koleksi museum terdapat di klarisifikasikan yang mencangkup ; 1) geologika 2) biologika 3) egnografika 4) arkeologika 5) historika 6) nemismatika dan hemldika 7) filogika 8) keramologika 9) koleksi seni rupa dan 10) teknologika.
Museum dirgantara mandala pada dasarnya adalah wadah pelestarian museum berfungsi sebagai media pendidikan kebudayaan bangsa dan sebagai tempat wisata budaya yang dapat menimbulkan pemahaman dan rasa ikut memiliki unsure-unsur dan aspek sejarah bangsa.
Museum memberikan informasai berupa aspek kesejarahan suatu bangsa.
Adanya motivasi dalam konteks wisata budaya sebagaimana di uraikan di atas menunjukkan bahwa museum sudah seharusnya dioptimalkan atau dikembangkan sebagai wisata budaya unggulan suatu daerah. Pengembangannya tentu dilakukan melalui pengelolaan museum secara professional dengan melibatkan seluruhb aspek pengelolaan museum secara optimal mutlak dilakukan agar fungsi dapat di rasakan oleh public dan museum dapat menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang datang ke kota Yogyakarta.
Pengelolaan museum ini dapat dilakukan dengan memperhatiakan aspek internal dan eksternal. Secara langsung mengenai pengelolaan museum sehingga merupakan bagian dari pihak internal museum. Secara eksternal, peran lembaga atau pihak luar dalam pengembangan museum sangat di harapkan agar museum menjadi daya tarik wisata unggulan. Aspek eksternal tersebut mencakup pemerintah, industri pariwisata, dan masyarakkat. Ketiga pihak ini lebih berperan dalam sector promosi atau pemasaran sehingga museum lebih banyak di kenal public, jadi pengelolaan dan pengembangan museum tidak terlepas dari peran serta berbagai pihak. Pengelolaan museum, pemerintah, pihak, phak swasta dan masyarakat adalah unsure yang saling berkait satu sama lain.
Optimalisasi museum sebagai wisata budaya dapat dilakukan melalui pengembangan museum yang mengacu pada perspektif wisata budaya. Ada beberapa aspek yang perlu di perhatikan untuk menjadikan sebuah obyek menjadi menarik untuk pengunjung :
Aspek keunikan suatu obyek wisata menjadi menarik biasanya karena keunikan, kekhassannya, dan keanehannya. Artinya obyek ini sulit di dapatkan oleh masyarakat yang lain. Aspek terunik ini sering sekali terkait dengan sejarah dari obyek itu sendiri.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1   Kesimpulan
Dari uraian pembahasan karya tulis ini penulis mengambil simpulan yaitu :
1.        Upaya pelestarian museum dirgantara mandala dalam meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke kota Yogyakarta dapat dilihat beberapa hal yang harus menjadi perhatian.
a.         Pertama, semua elemen di dalam tubuh museum deirgantara mandala harus menyadari bahwa dimasa depan, museum dirgantara mandala akan dibawa kea rah yang bersifat entertainment atau lebih menghibur bagi masyarakat.
b.         Meseum dirgantara mandala harus menyadari bahwa dirinya memiliki mkeunggulan dalam segi bangunan fisik maupun fasilitas lainnya yang tidak banyak dimiliki oleh museum lainnya.
c.         Museum dirgantara mandala harus merubah kearsifan dari yang sebelummnya berbentuk analog dan manual kesistem yang berbentuk digital agar lenih mudah diperbaharui dan diakses.
d.        Museum dirgantara mandala harus menciptakan kegiatan kehumasan yang lebih kreatif untuk menjaga agar nama museum dirgantara mandala tetap terdengar di masyarakat.
e.         Museum dirgantara mandala harus dapat menetapkan target jumlah pengunjung jelas dan terukur.
f.          Museum dirgantara mandala melakukkan publikasi segara besar di masyarakat untuk memperkenalkan ke masyarakat banyak kebendaan museum dirgantara mandala.


2.        Sedangkan upaya pengmbangan museum dirgantara mandala agar meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke kota Yogyakarta dengan cara optimalisasi potensi museum sebagai wisata melalui pengembangan museum yang mengacu pada perspektif wisata, yaitu dilihat dari pendekatan keunikan estetis sejarah dan ilmiah adalah konsep yang jelas untuk di terapkan agar mampu menjadikan museum dirgantara mandala sebagai daya tarik wisata bagi para pengunjung di kota Yogyakarta.

4.2    Saran
Adapun saran yang penulis berikan dalam pembuatan karya tulis ini diantaranya untuk :
1.        Sebagai generasi penerus bangsa Siswa-Siswi SMA Negeri Darmaraja, sudah sepatutnya melestarikan keberadaan museum dirgantara mandala dengan mengenal benda-benda bersejarah tersebut khususnya yang ada di museum . dan memelihara peninggalan-peninggalan sejarah agar tidak sampai hilang dan rusak.
2.        Bagi pengelola museum dirgantara, mandala, agar lebih merawat dan melestarikan keberadaan museum yang lebih baik lagi dan menarik simpati pengunjung yang datang ke museum.
3.        Bagi sekolah, khususnya SMA Negeri Darmaraja agar melaksanakan penelitian ke tempat-tempat yang mengandung nilai-nilai pendidikan sejarah, disamping penelitian ke perusahaan-perusahaan sebagai bahan penelitian ilmiah yang memiliki manfaat besar bagi khasanah keilmuan.
4.        Bagi pemerintah agar melengkapi sarana dan prasarana serta benda yang ada di dalam Museum Dirgantara Mandala dapat diperbaiki kembali agar tahan lama keunikannya.
5.        Bagi masyarakat agar dapat bersama-sama menjaga objek wisata baik berupa alam maupun peninggalan bersejarah masa lampau dan agar dapat dinikmati sepanjang masa.
6.        Ikut serta dalam pelestarian Museum Dirgantara Mandala sebagai wadah menuntut ilmu sejarah.

Demikian saran-saran yang dapat penulis kemukakan, semoga bermanfaat untuk kita semua.





















DAFTAR PUSTAKA

Panduan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Yogyakarta : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara.

Alwi, Hasan.dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Munajat, Ade, dkk. 2003. Pengantar Sejarah Tentara Nasional Indonesia. Bandung : Remaja Rosdakarya.





















LAMPIRAN-LAMPIRAN

Description: C:\Documents and Settings\Server\My Documents\KARAOKE\download (1).jpg
Description: C:\Documents and Settings\Server\My Documents\KARAOKE\images (10).jpg

Description: C:\Documents and Settings\Server\My Documents\KARAOKE\images (11).jpg
Description: C:\Documents and Settings\Server\My Documents\KARAOKE\images (8).jpg

Description: C:\Documents and Settings\Server\My Documents\KARAOKE\images (9).jpg


Description: C:\Documents and Settings\Server\My Documents\KARAOKE\museum-dirgantara.jpg

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Penulis bernama EVI WULANTRI, lahir di Sumedang tanggal 03 April 1999. Anak kandung dari pasangan suami istri Bapak Kukun dan Ibu Ani Rohaeni. Alamat Dusun Sukamaju Desa Jaya Mekar Kecamatan Cibugel SDN Cidomas, SMPN 1 Cibugel, lulus tahun 2013 dan melanjutkan ke SMAN Darmaraja Jurusan IPA samapi sekarang.